Sejumlah kesenian yang dikenal sebagai kesenian asli Betawi,
sebenarnya merupakan saksi betapa sejak beratus-ratus tahun lalu di
tanah Betawi telah terjadi akulturasi budaya dengan berbagai suku
bangsa. Apa sajakah kesenian itu? Nyok, kite simak!
> Ondel-ondel
Sekilas ondel-ondel mirip dengan ogoh-ogoh dari Bali. Ondel-ondel dipengaruhi oleh budaya Hindu. Seperti kita ketahui bersama dahulu tanah Betawi pernah dikuasai oleh kerajaan Hindu Tarumanegara. Pada saat itu pertanian mulai dikenal di tanah Betawi. Ondel-ondel diarak saat panen raya untuk menghormati Dewi Sri.
Sedangkan lambat laun filosofi ondel-ondel mulai bergeser. Boneka
besar setinggi sekitar 2 meter tersebut dipercaya sebagai simbol nenek
moyang yang menjaga anak-cucunya yang masih hidup. Makanya ondel-ondel
biasanya sengaja ‘ditanggap’ untuk memeriahkan hajatan besar Betawi.
Maksudnya untuk mengusir segala roh jahat yang akan mengganggu jalannya
acara.
> Tanjidor
Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis yang datang di Batavia pada abad ke 14 hingga 16. Tanjidor sendiri berasal dari bahasa Portugis ‘tanger’ yang artinya bermain musik. Hanya saja lidah Betawi melafalkannya tanjidor.Pada zaman penjajahan Belanda, tanjidor biasa dimainkan oleh para budak untuk menghibur tuan kompeni dan para tamu. Sampai sekarang tanjidor masih dimainkan untuk memeriahkan pesta hajatan orang Betawi.
> Rebana
Musik rebana adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Musik ini dipeengaruhi oleh budaya Timur Tengah. Sama seperti tanjidor, musik ini biasanya untuk memeriahkan pesta atau arak-arakan pengantin. Beberapa jenis musik rebana yang kita kenal, misalnya rebana ketimpring, rebana ngarak, rebana dor juga rebana biang.
> Tari Topeng
Tari topeng yang memadukan seni musik, tari dan teater ini mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Sunda. Para penarinya menggunakan topeng mirip topeng Banjet (Karawang), hanya saja pada tari topeng Betawi menggunakan bahasa Betawi.
> Lenong Betawi
Teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an ini mendapatkan pengaruh kebudayaan Melayu. Ada dua jenis cerita dalam lenong yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan. Lenong Denes biasanya menggunakan bahasa Melayu, sedangkan Lenong Preman menggunakan bahasa Betawi medok.
Dan masih banyak kebudayaan Betawi lain yang tak kalah menariknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar